Pembentukan Buah Partenokarpi
1. Pembentukkan
buah partenokarpi pada Cabai (Capsicum annum, L)
Cabai
merah (Capsicum annum) merupakan tanaman hortikultura yang
cukup penting di Indonesia karena merupakan salah satu jenis sayuran buah yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan. Kebutuhan cabai merah dari tahun ke tahun
semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, namun produksi
cabai masih belum mencukupi, selain itu buah biasanya berukuran lebih besar dan
dapat menyebabkan bentuk buah yang lebih bagus.
Teknik ini
dapat meningkatkan produktivitas suatu tanaman, termasuk cabai yang kebutuhannya
semakin meningkat sedangkan hasilnya masih tergolong rendah. Salah satu cara
memperoleh tanaman partenikarpi buatan adalah dengan cara pemberian hormon.
Asumsi yang melandasi penelitian ini adalah gibberellin dapat mempengaruhi
sifat genetik termasuk pembentukan buah menjadi bersifat partenokarpi, sehingga
dengan pemberian gibberellin konsentrasi tertentu dapat menginduksi buah cabai
menjadi bersifat partenokarpi. Namun penyemprotan gibberellin dapat menurunkan
jumlah bunga gugur dan meningkatkan jumlah serta berat total cabai yang
dihasilkan (Sugiharto, 1999).
2. Pembentukkan
buah partenokarpi pada Semangka (Citrullus lannatus)
Semangka tanpa
biji atau biasa disebut semangka seedless adalah merupakan semangka hibrida F-1
juga. Namun tetua atau induknya masing - masing berasal dari tetua betina
semangka tetraploid dengan tetua jantan semangka diploid. Oleh karena itu semangka ini disebut
juga semangka hibrida tetraploid.
Teknik
pembenihan semangka tanpa biji diketemukan oleh Prof. Dr. Hitoshi Kihara.
Untuk memperoleh tetua yang tetraploid harus melalui pelipat gandaan jumlah
kromosom yang dalam istilah ilmiahnya sering di sebut dengan mutasi duplikasi.
Dari persilangan semangka tetraploid dengan diploid ini akan diperoleh semangka
triploid (semangka seedless) yang mempunyai daya vitalitas rendah. Jika suhu
udara rendah (kurang dari 29 oC) maka daya kecambahnya pun akan
lambat, oleh karena itu perkecambahan benih semangka triploid memerlukan suhu
udara yang cukup tinggi agar perkecambahannya dapat terjamin. Pertumbuhan
tanaman muda pada awalnya lemah, bahkan terkadang tidak normal, tetapi
selanjutnya tanaman akan tumbuh kuat.
Daya kecambah
rata - rata biji semangka triploid adalah antara 27,5-85 % dengan bentuk
kotiledon yang lebih kecil daripada semangka diploid. Tanaman semangka triploid
sebenarnya memiliki bunga jantan dan betina yang lengkap, tetapi bakal biji dan
benang sarinya mandul, maka biji tidak akan terbentuk. Meskipun demikian biji
kosong yang berwarna putih atau coklat terkadang masih dijumpai. Terbentuknya
biji kosong yang berwarna coklat biasanya disebabkan karena kelebihan dosis
pemupukan unsur hara phospor (P205) (Anonim, 2009d).
Berikut ini
juga ada langkah-langkah yang biasanya digunakan untuk membudidayakan buah
semangka tanpa biji, antara lain:
a.
Mula-mula sediakan benih semangka diploid atau semangka
dengan biji. Benih semangka ini kemudian direndam dalam larutan colchicine
selama 24 jam, lalu disemai.
b.
Setelah muncul tunas, tetesi dengan colchicine 0,05%
sebanyak enam kali dalam empat hari pertama. Perlakuan
ini akan menghasilkan semangka tetraploid dengan jumlah kromosom 44.
c.
Colchicine merupakan zat yang
dihasilkan oleh Colchicine autumnale yang diketahui lebih efektif daripada
auxin dan giberellin karena Colchicine bekerja dengan cara menghambat
terbentuknya dinding sel yang biasanya terbentuk setelah proses pembelahan.
d.
Semangka tetraploid yang dihasilkan
kemudian ditanam sebagai indukan seleksi. Buah yang dihasilkan semangka ini
kemudian bijinya ditanam kembali dan bunganya diserbuki dengan bunga semangka
diploid.
e.
Penyerbukan dilakukan dengan cara
menggabungkan sel telur semangka tetraploid dengan serbuk sari semangka diploid
sehingga menghasilkan semangka tanpa biji
f.
(Anonime, 2009).
3. Pembentukkan
buah partenokarpi pada Jambu Biji (Lambo guava)
Jambu biji
adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa Inggris disebut Lambo
guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand
kemudian ke negara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga saat ini telah
dibudidayakan dan menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Jambu biji sering
disebut juga jambu klutuk, jambu siki, atau jambu batu. Jambu tersebut kemudian
dilakukan persilangan melalui stek atau okulasi dengan jenis yang lain,
sehingga akhirnya mendapatkan hasil yang lebih besar dengan keadaan biji yang
lebih sedikit bahkan tidak berbiji yang diberi nama jambu Bangkok karena proses
terjadinya dari Bangkok.
Dari sejumlah
jenis jambu biji, terdapat beberapa varietas jambu biji yang digemari orang dan
dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomisnya yang relatif lebih tinggi diantaranya
Jambu Sukun (jambu tanpa biji yang tumbuh secara partenokarpi dan bila tumbuh
dekat dengan jambu biji akan cenderung berbiji kembali) (Anonim, 2009f).
4. Pembentukkan
buah partenokarpi pada Kurma
Kurma tanpa
biji itu bukan hasil perkawinan bunga jantan dan betina. Buah berasal dari
pohon partenokarpi. Artinya, pohon mampu membentuk buah tanpa ada penyerbukan
jantan pada betina. Beberapa pohon kurma memang bersifat seperti itu,
tergantung genetik bunga betina. Secara alami kurma tergolong tanaman berumah
dua. Pohon hanya menghasilkan 1 jenis bunga: jantan atau betina. Penyerbukan
alami terjadi bila terdapat pohon jantan dan betina di lokasi berdekatan
(Cahyana, 2002).
5. Pembentukkan
buah partenokarpi pada Pisang (Musa sp)
Persilangan
berikut ini dapat memberikan gambaran mengenai asal-usul pisang tanpa biji.