Pages

Fakta Buah Anggur

Perkebunan Anggur berusia 1.000 tahun di Spanyol, Kebun anggur itu ditemukan di desa Zaballa. Lahan tersebut masih terlihat dan peneliti berpendapat lahan tersebut lebih cocok digunakan untuk ditanami tanaman merambat daripada padi-padian. Arkleolog juga menemukan perkakas metal yang diduga digunakan untuk menggemburkan kebun anggur kuno. .

Solusi Jitu Berkebun di Perkotaan

Bangunan parkir mobil di perkotaan meski disediakan cukup luas hingga bertingkat-tingkat tidak jarang dipenuhi antrean membeludak tanpa kepastian tempat. Polusi merebak sekaligus menjadi peluang inovasi. Dinding bangunan bisa dijadikan kebun vertikal penyerap polutan karbon dioksida.

Kelapa Sawit Produk Unggulan Indonesia

Produksi komoditas kelapa sawit Indonesia yang merupakan bahan mentah minyak goreng (crude palm oil/CPO) rata-rata mencapai 23,5 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, 16,5 juta ton diekspor ke sejumlah negara di dunia, terutama AS dan Eropa. .

Biofuel Energi Terbarukan

Pada saat ini kenaikan harga minyak bumi yang terus melaju ke level yang lebih tinggi membuat kitaberpacu mencari teknologi yang paling mutakhir agar bisa mencari alternatif dan menggantikansumber daya alam yang tidak terbaharukan.

Aquaponik

Kotoran ikan yang seringkali menimbulkan masalah karena bau yang tidak sedap dan membuat kolom menjadi kotor ternyata bisa memberikan manfaat.

Rabu, 07 Mei 2014

Kakao



Produk Kakao Indonesia



Cargill merupakan salah satu dari originator dan pengolah kakao terkemuka di dunia. Kami menawarkan berbagai jenis kakao dan bahan cokelat berkualitas tinggi seperti bubuk kakao, mentega kakao, cecair kakao (cocoa liquor), selain cokelat dan salutan (compound coating). Pelanggan kami meliputi pabrik pengolah susu, kembang gula, bakeri/roti dan pembuat es krim, yang memproduksi kue, biskuit, kembang gula dan produk lain untuk konsumen di seluruh dunia.

Di Indonesia

Kakao segar dalam buahIndonesia merupakan produsen terbesar ketiga di dunia untuk kakao. Makassar, yang terletak di Sulawesi, adalah pelabuhan ekspor penting di Indonesia dan pusat bisnis kakao kami yang didirikan pada tahun 1995.

Dengan mempekerjakan lebih dari 300 karyawan, kami mengumpulkan, menentukan tingkat kualitas, mengemas dan mengekspor lebih dari 35.000 ton kakao berkualitas tinggi per tahun kepada pelanggan internal dan eksternal Cargill di seluruh Asia Tenggara, Amerika Latin, Eropa dan A.S.

Pencarian sumber daya secara berkesinambungan dan bertanggung-jawab

Biji kakao sangria Kakao yang berkualitas tinggi, yang ditanam secara berkesinambungan, sangat penting bagi perekonomian dan mata pencaharian para petani di negara-negara yang menanam kakao, dan bagi Cargill, pelanggan dan konsumennya. Itulah sebabnya mengapa kami berinvestasi dan mendukung kegiatan untuk membantu petani kakao dalam menyempurnakan praktik kerja tani dan dalam memberikan manfaat kepada masyarakat setempat.

Di Indonesia, sebagian besar biji kakao dihasilkan oleh petani perkebunan rakyat. Kami secara aktif mendukung pengembangan industri kakao secara berkesinambungan di Indonesia agar menguntungkan para petani perkebunan rakyat lokal dan membuat perubahan di lingkungan masyarakat setempat yang menyediakan kakao bagi kami.

Produk Unggulan Indonesia

Kelapa Sawit Indonesia  

 
Produksi komoditas kelapa sawit Indonesia yang merupakan bahan mentah minyak goreng (crude palm oil/CPO) rata-rata mencapai 23,5 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, 16,5 juta ton diekspor ke sejumlah negara di dunia, terutama AS dan Eropa.
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, jika memperhatikan kapasitas produksi nasional tersebut, seharusnya industri-industri kelapa sawit mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, apalagi pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional terus meningkat.
“Memang, ekspor kelapa sawit mencapai 16,5 juta ton per tahun. Artinya, melebihi konsumsi dalam negeri. Sebaiknya, produksi kelapa sawit itu juga memperhatikan kebutuhan industri pengolahan domestik, yang kecenderungannya terus tumbuh,” kata Hatta Rajasa pada Musyawarah Nasional Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) VIII di Hotel Trans Luxury, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Kamis (12/4/2012).
Di tempat yang sama, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, mengatakan sawit merupakan salah satu komoditas unggulan negara karena jadi salah satu penyumbang devisa terbesar nonmigas.
Karena itu, pemerintah terus mendorong pertumbuhan industri sawit nasional. Dalam hal kelapa sawit, kata Zulkifli, Indonesia memiliki pesaing kuat yaitu Malaysia. Meski secara volume masih unggul, ujar Zulkifli, dalam produktivitas Indonesia kalah oleh Malaysia. “Saat ini, luas lahan di Indonesia sekitar 7,9 juta hektare. Lahan seluas itu menghasilkan CPO 23,5 juta ton per tahun. Malaysia yang luas lahannya 4 juta hektare mampu memproduksi CPO 18,5 juta ton per tahun,” ujarnya.
Melihat kondisi itu, kata Zulkifli, perlu upaya meningkatkan produktivitas dengan penggunaan bibit berkualitas tinggi yang ditopang sistem pemeliharaan dan pemupukan terpadu, serta perlu adanya akses menuju pabrik pengolahan.
Zulkifli berharap tahun 2020 Indonesia mampu memproduksi 40 juta ton CPO per tahun. apabila penggunaan bibit berkualitas tinggi ditopang sistem pemeliharaan dan pemupukan terpadu.
Guna merealisasikan target itu, pada Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (RKTN) 2011-2030, pemerintah telah mengalokasikan kawasan hutan yang pemanfaatannya bagi sektor perkebunan.

“Saat ini, luas Hutan Produksi Konversi (HPK) sekitar 17,94 hektare. Sekitar 4,06  juta hektare di antaranya, dialokasikan pemerintah dalam RKTN 2011-2030 tentang kawasan hutan yang pemanfaatannya bagi sektor non-kehutanan, seperti perkebunan,” ujarnya.

Energi Terbarukan


Biofuel Alga untuk Indonesia



Pada saat ini kenaikan harga minyak bumi yang terus melaju ke level yang lebih tinggi membuat kitaberpacu mencari teknologi yang paling mutakhir agar bisa mencari alternatif dan menggantikansumber daya alam yang tidak terbaharukan.Salah satu energy terbaharukan itu adalah Biofuel. Biofuel merupakan bahan bakar yang dihasilkandari bahan-bahan organic baik dalam bentuk padatan, cairan maupun gas. Asal muasal biofuel itubisa dihasilkan langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari berbagai macam limbahindustry (domestik, pertanian, dan komersial). 

Oleh karena itu, keuntungan dari bahan yang lebihramah lingkungan dapat membuat proses produksi energy tanpa meningkatkan kadar karbon diatmosfir.Kali ini, kita akan membahas suatu teknologi paling terkini di dunia biofuel yaitu, biofuel dari alga.Alga ini lebih dikenal pada masyarakat awam dengan sebutan lumut ataupun ganggang. Tumbuhanini sering dijumpai pada kolam ikan dan kolam renang. Namun, alga pada kolam tersebut memilikisel banyak, alga yang berpotensi menghasilkan minyak yang banyak adalah alga bersel satu, terutama alga yang hidup di laut. Alga tersebut tidak memiliki akar maupun daun, tetapi berklorofil. Nama biologisnya : microalgae, phytoplankton, microphytes, planktonic algae, atau cyanobacteria.

Kelahiran biofuel dari organism autotrof ini sendiri juga tidak terlepas dari meningkatnya persainganantar kebutuhan pangan dunia dengan kebutuhan energi. Sering kita jumpai pada biofuel generasipertama menggunakan tanaman yang juga merupakan tanaman konsumsi manusia dan hewan.Produk turunan dari biofuel algae antara lain ialah vegetable oil, biodiesel, bioethanol, biogasoline,biomethanol, biobutanol dan biofuel dalam bentuk lainnya. Beberapa karateristik dari algae yangcukup menarik ialah, dalam proses produksinya tidak menggangu sumber air tawar, dapatmenggunakan air laut bahkan air bekas, biodegradable, dan relatif tidak merusak lingkungan jikatercemar.

Dalam hal biaya, memang pembiayaan Alga jauh lebih mahal dalam biaya masa per unit namundapat menghasilkan lebih dari 30x lipat energi unit per area dari tanaman biofuel generasi ke dualainnya.Bahkan ada suatu perusahaan biofuel dari alga yang mengklaim bahwa mereka dapat memproduksiminyak lebih banyak hanya dengan area seluas dua garasi mobil daripada produksi kacang kedelaiseluas lapangan rugbi. Hal ini bisa terjadi, karena organisme alga dapat menggunakan cahayamatahari untuk memproduksi lipid atau minyak.Pemaparan yang menarik dari Departemen Energi Amerika Serikat bahwa jika semua bahan bakardari minyak bumi di AS diganti dengan bahan bakar dari alga, maka itu hanya membutuhkan kuranglebih 40,000 km2. Ini jauh lebih kecil (hanya 1/7nya) dibandingkan dengan jumlah area jagung yangdipanen oleh AS pada tahun 2000.Sebagai gambaran perbandingan volume hasil produksi dengan sumber biofuel lainnya:

Alga  2000 galon/hektar/tahun
Sawit  650 galon/hektar/tahun
Jagung  250 galon/hektar/tahun

Rahasia Buah Tanpa Biji

Pembentukan Buah Partenokarpi



1. Pembentukkan buah partenokarpi pada Cabai (Capsicum annum, L)

Cabai merah  (Capsicum annum)  merupakan tanaman hortikultura yang cukup penting di Indonesia karena merupakan salah satu jenis sayuran buah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Kebutuhan cabai merah dari tahun ke tahun semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, namun produksi cabai masih belum mencukupi, selain itu buah biasanya berukuran lebih besar dan dapat menyebabkan bentuk buah yang lebih bagus.

Teknik ini dapat meningkatkan produktivitas suatu tanaman, termasuk cabai yang kebutuhannya semakin meningkat sedangkan hasilnya masih tergolong rendah. Salah satu cara memperoleh tanaman partenikarpi buatan adalah dengan cara pemberian hormon. Asumsi yang melandasi penelitian ini adalah gibberellin dapat mempengaruhi sifat genetik termasuk pembentukan buah menjadi bersifat partenokarpi, sehingga dengan pemberian gibberellin konsentrasi tertentu dapat menginduksi buah cabai menjadi bersifat partenokarpi. Namun penyemprotan gibberellin dapat menurunkan jumlah bunga gugur dan meningkatkan jumlah serta berat total cabai yang dihasilkan (Sugiharto, 1999).

2. Pembentukkan buah partenokarpi pada Semangka (Citrullus lannatus)

Semangka tanpa biji atau biasa disebut semangka seedless adalah merupakan semangka hibrida F-1 juga. Namun tetua atau induknya masing - masing berasal dari tetua betina semangka tetraploid dengan tetua jantan semangka diploid. Oleh karena itu semangka ini disebut juga semangka hibrida tetraploid.

Teknik pembenihan semangka tanpa biji diketemukan oleh Prof. Dr. Hitoshi Kihara. Untuk memperoleh tetua yang tetraploid harus melalui pelipat gandaan jumlah kromosom yang dalam istilah ilmiahnya sering di sebut dengan mutasi duplikasi. Dari persilangan semangka tetraploid dengan diploid ini akan diperoleh semangka triploid (semangka seedless) yang mempunyai daya vitalitas rendah. Jika suhu udara rendah (kurang dari 29 oC) maka daya kecambahnya pun akan lambat, oleh karena itu perkecambahan benih semangka triploid memerlukan suhu udara yang cukup tinggi agar perkecambahannya dapat terjamin. Pertumbuhan tanaman muda pada awalnya lemah, bahkan terkadang tidak normal, tetapi selanjutnya tanaman akan tumbuh kuat.

Daya kecambah rata - rata biji semangka triploid adalah antara 27,5-85 % dengan bentuk kotiledon yang lebih kecil daripada semangka diploid. Tanaman semangka triploid sebenarnya memiliki bunga jantan dan betina yang lengkap, tetapi bakal biji dan benang sarinya mandul, maka biji tidak akan terbentuk. Meskipun demikian biji kosong yang berwarna putih atau coklat terkadang masih dijumpai. Terbentuknya biji kosong yang berwarna coklat biasanya disebabkan karena kelebihan dosis pemupukan unsur hara phospor (P205) (Anonim, 2009d).

Berikut ini juga ada langkah-langkah yang biasanya digunakan untuk membudidayakan buah semangka tanpa biji, antara lain:

a.    Mula-mula sediakan benih semangka diploid atau semangka dengan biji. Benih semangka ini kemudian direndam dalam larutan colchicine selama 24 jam, lalu disemai.
b.    Setelah muncul tunas, tetesi dengan colchicine 0,05% sebanyak enam kali dalam empat hari pertama. Perlakuan ini akan menghasilkan semangka tetraploid dengan jumlah kromosom 44.
c.    Colchicine merupakan zat yang dihasilkan oleh Colchicine autumnale yang diketahui lebih efektif daripada auxin dan giberellin karena Colchicine bekerja dengan cara menghambat terbentuknya dinding sel yang biasanya terbentuk setelah proses pembelahan.
d.   Semangka tetraploid yang dihasilkan kemudian ditanam sebagai indukan seleksi. Buah yang dihasilkan semangka ini kemudian bijinya ditanam kembali dan bunganya diserbuki dengan bunga semangka diploid.
e.    Penyerbukan dilakukan dengan cara menggabungkan sel telur semangka tetraploid dengan serbuk sari semangka diploid sehingga menghasilkan semangka tanpa biji
f.     (Anonime, 2009).

3. Pembentukkan buah partenokarpi pada Jambu Biji (Lambo guava)

Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan dan menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu klutuk, jambu siki, atau jambu batu. Jambu tersebut kemudian dilakukan persilangan melalui stek atau okulasi dengan jenis yang lain, sehingga akhirnya mendapatkan hasil yang lebih besar dengan keadaan biji yang lebih sedikit bahkan tidak berbiji yang diberi nama jambu Bangkok karena proses terjadinya dari Bangkok.

Dari sejumlah jenis jambu biji, terdapat beberapa varietas jambu biji yang digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomisnya yang relatif lebih tinggi diantaranya Jambu Sukun (jambu tanpa biji yang tumbuh secara partenokarpi dan bila tumbuh dekat dengan jambu biji akan cenderung berbiji kembali) (Anonim, 2009f).

4. Pembentukkan buah partenokarpi pada Kurma

Kurma tanpa biji itu bukan hasil perkawinan bunga jantan dan betina. Buah berasal dari pohon partenokarpi. Artinya, pohon mampu membentuk buah tanpa ada penyerbukan jantan pada betina. Beberapa pohon kurma memang bersifat seperti itu, tergantung genetik bunga betina. Secara alami kurma tergolong tanaman berumah dua. Pohon hanya menghasilkan 1 jenis bunga: jantan atau betina. Penyerbukan alami terjadi bila terdapat pohon jantan dan betina di lokasi berdekatan (Cahyana, 2002).

5. Pembentukkan buah partenokarpi pada Pisang (Musa sp)

Persilangan berikut ini dapat memberikan gambaran mengenai asal-usul pisang tanpa biji.

Tekhnik Kultur Jaringan

Kultur Jaringan 



Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.

Kendala

1.  Kontaminasi

Kontaminasi merupakan permasalahan mendasar yang sering terjadi pada kultur jaringan in vitro. Pada kondisi media yang mengandung sukrosa dan hara, serta kelembaban dan suhu yang relatif tinggi, memungkinkan mikroorganisme serta spora jamur tumbuh dan berkembang dengan pesat. Kontaminasi pada kultur in vitro dapat berasal dari:

·      Udara
·      Eksplan, baik secara eksternal maupun internal.
·      Organisme kecil yang masuk ke dalam media, seperti semut.
·      Botol kultur serta alat-alat yang kurang steril.
·      Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor.
·      Kecerobohan dalam bekerja.

Setiap eksplan memiliki tingkat kontaminasi permukaan yang berbedan tergantung dari :

·      Jenis tumbuhannya
·      Bagian tumbuhan yang dipergunakan
·      Morfologi permukaan (misalnya berbulu atau tidak)
·      Lingkungan tumbuhnya (Green house atau lapang)
·      Musim waktu pengambilan (musim penghujan atau musim kemarau)
·      Umur tumbuhan (seedling atau tumbuhan dewasa)
·      Kondisi tumbuhannya (sehat atau sakit)

Mikroorganisme penyebab kontaminasi dapat berupa bakteri, fungi, protozoa, serangga, virus dan lain-lain. Kontaminasi oleh fungi ditandai dengan munculnya benang-benang halus yang berwarna putih, yang merupakan miselium fungi. fungi dapat menginfeksi jaringan secara sistemik sehingga lama kelamaan dapat menyebabkan jaringan eksplan akan mati. Selain itu, kontaminasi oleh bakteri ditandai munculnya bercak-bercak berlendir pada media atau eksplan. Bercak tersebut biasanya berwarna putih yang merupakan koloni bakteri. Bakteri lebih sulit untuk dideteksi dibandingkan dengan fungi karena dapat masuk ke dalam ruang antar sel.

Ada dua istilah dalam permasalahan kontaminasi, yaitu kontaminasi eksternal dan kontaminasi internal.

a.    Kontaminasi eksternal atau kontaminasi permukaan biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari luar eksplan. Respon kontaminasi eksternal ini sangat cepat karena mikroorganismenya berada permukaan eksplan. Kontaminasi permukaan dapat diatasi dengan cara :

·       Karantina tanaman induk dalam greenhouse
·       Sterilisasi kontak dengan menyikat eksplan dengan sikat halus
·       Pencucian menggunakan berbagai perlakuan bahan kimia dan durasii sterilisasi.
·       Jika permukaan tanaman ditutupi oleh rambut atau sisik, menggunakan detergen dan digoyang –goyang untuk mengilangkan gelembung udara yang mungkin mengandung mikroorganisme.
·       Penggunaan kombinasi bahan sterilan.

b.    Kontaminasi Internal

Kontaminasi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari eksplan yang tumbuh dan berkembang secara bertahap dalam kondisi in vitro. Pertumbuhan dan perkambangan mikroorganisme internal biasanya muncul beberapa minggu / bulan setelah di kultur. Kontaminasi internal dapat diminimalisir atau dapat diatasi dengan cara:

·      Karantina tanaman induk dalam greenhouse
·      Menggunakan HgCl2 , antibiotik dan fungisida sistemik
·      Contoh antibiotik alami yaitu propolis
·      Contoh antibiotika sintetik yaitu Plant Preservative Mixture (PPM),  Cefotaxime, Ceftriaxone, Chlorampenicol, Rifampicin, dll.
·      Penggunaan kombinasi bahan sterilan.

2.    Browning/Pencoklatan

Pencoklatan adalah suatu keadaan munculnya warna coklat atau hitam yang menyebabkan tidak terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau bahkan menyebabkan kematian pada eksplan. Pencoklatan umumnya merupakan tanda adanya kemunduran fisiologis eksplan biasanya eksplan akan mati.

Browning terjadi akibat pengaruh akumulasi senyawa fenolik yang teroksidasi akibat stress mekanik atau pelukaan pada eksplan. Senyawa fenol tersebut adalah enzim polifenol eksidase dan tirosinase. Dalam kondisi oksidatif akibat pelukaan, enzim tersebut akan secara alami disintesis oleh tanaman sebagai bentuk pertahanan diri. Menurut Laukkanen et al. (1999) dalam Hutami (2008), ketika sel rusak, isi dari sitoplasma dan vakuola menjadi tercampur, kemudian senyawa fenol teroksidasi menghambat aktivitas enzim. Senyawa fenol yang berlebihan akan bersifat racun yang merusak jaringan eksplan dan akhirnya menyebabkan kematian eksplan (Corduk and Aki, 2011).

Menurut George dan Sherrington (1984) ada beberapa cara untuk menanggulangi masalah pencokelatan, seperti:

a.    Meminimalisir senyawa fenol

·     Transfer eksplan ke media baru
·      Penambahan arang aktif untuk menonaktifkan enzim peroksidase.Enzim tersebut merupakan kelompok enzm oksidoreduktase yang berperan sebagai katalis reaksi oksidasi senyawa fenol.
·     Penggunaan PVP (Polivenolpirolidon) untuk mengikat senyawa fenol agar tidak teroksidasi
·      Penambahan antioksidan seperti Asam askorbat, PPVP (polivinilpolipirolidon) dan DTT (1,4-ditio- DL-treitol) untuk  menurunkan akumulasi peroksidase
·      Pencucian eksplan pada air mengalir

b.    Modifikasi Potensial Redoks

·      Penggunaan asam askorbat (C6H8O6) untuk menghambat reaksi oksidasi senyawa fenolik, karena asam askorbat memiliki potensial redoks yang rendah serta mampu mengikat oksigen
·     Perendaman eksplan dalam air pasca pemotongan dari tanaman induk mampu menekan oksidasi dari oksigen bebas.

c.    Penghambatan Aktifitas Enzim Fenol Oksidase

·     Penggunaan Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA) dapat menghambat aktivitas polifenol oksidase dengan mengikat ion-ion seperti Cu++ Co++, dan Zn++, yang mempu menjadi senyawa fenol ketika teoksidasi
·     EDTA Juga dapat mengganggu aktivitas enzim peroksida.

d.   Penurunan Aktifitas Fenolase
·       Penggunaan Asam askorbat mampu menurunkan pH, karena pH optimum enzim Fenol Oksidase berkisar antara 4,0-7,0.
·        Penggelapan selama ± 14 hari mampu menekan aktifitas fenolase. Cahaya mempengaruhi sintesa enzim pada pigmen, oksidasi fenol akan meningkat dengan adanya cahaya (Creasy, 1968 dalam Hutami, 2008).